MASALAH
MASALAH SOSIAL YANG TERJADI DI MASYARAKAT
Latar
Belakang
Sebagaimana telah diuraikan, sosiologi terutama membahas gejala-gejala
yang wajar bagi masyarakat seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan
masyarakat, lembaga kemasyarakatan, proses sosial,perubahan sosial dan
kebudayaan serta perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara
normal sebagaimana dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang
tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal atau patologis. Hal itu disebabkan
unsur-unsur masyarakat tidak dapat berlangsung sebagaimana mestinya sehingga
menyebabkan kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut disebut
masalah-masalah sosial.
Pengertian Masalah Sosial dan
Jenis/Macam Masalah Sosial Dalam Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan
gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau
masyarakat.
Masalah
sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial
yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti
tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan
lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis
faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
1. Faktor Ekonomi, faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah
sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana
dan bisa memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.
2. Faktor Budaya, Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat
ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang
berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu
bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.
3. Faktor Biologis, Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila
penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.
4. Faktor Psikologis, Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan
masyarakat walaupun sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran
serupa masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini.
Masalah
sosial menemui pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak diharapkan
dan dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan dengan standar
sosial yang telah disepakati. Keberadaan masalah sosial ditengah kehidupan
masyarakat dapat diketahui secara cermat melalui beberapa proses dan tahapan
analitis, yang salah satunya berupa tahapan diagnosis. Dalam mendiagnosis
masalah sosial diperlukan sebuah pendekatan sebagai perangkat untuk membaca
aspek masalah secara konseptual. Eitzen membedakan adanya dua pendekatan yaitu
person blame approach dan system blame approach (hlm. 153).
Person
blame approach merupakan suatu pendekatan untuk memahami masalah sosial pada
level individu. Diagnosis masalah menempatkan individu sebagai unit analisanya.
Sumber masalah sosial dilihat dari faktor-faktor yang melekat pada individu
yang menyandang masalah. Melalui diagnosis tersebut lantas bisa ditemukan
faktor penyebabnya yang mungkin berasal dari kondisi fisik, psikis maupun
proses sosialisasinya.
Sedang pendekatan kedua system blame approach merupakan unit analisis untuk
memahami sumber masalah pada level sistem. Pendekatan ini mempunyai asumsi
bahwa sistem dan struktur sosial lebih dominan dalam kehidupan bermasyarakat.
Individu sebagai warga masyarakat tunduk dan dikontrol oleh sistem. Selaras
dengan itu, masalah sosial terjadi oleh karena sistem yang berlaku didalamnya
kurang mampu dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi, termasuk
penyesuaian antar komponen dan unsur dalam sistem itu sendiri.
Dari kedua pendekatan tersebut dapat diketahui, bahwa sumber masalah dapat
ditelusuri dari ”kesalahan" individu dan "kesalahan" sistem.
Mengintegrasikan kedua pendekatan tersebut akan sangat berguna dalam rangka
melacak akar masalah untuk kemudian dicarikan pemecahannya. Untuk mendiagnosis
masalah pengangguran misalnya, secara lebih komprehensif tidak cukup dilihat
dari faktor yang melekat pada diri penganggur saja seperti kurang inovatif atau
malas mencari peluang, akan tetapi juga perlu dilihat sumbernya masalahnya dari
level sistem baik sistem pendidikan, sistem produksi dan sistem perokonomian
atau bahkan sistem sosial politik pada tingkat yang lebih luas.
Beberapa
Masalah Sosial Penting Serta Dampaknya
. Kemiskinan
Suatu keadaan dimana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan
tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Dampaknya bagi masyarakat adalah
kriminalitas meningkat, kelaparan,
munculnya berbagai penyakit pada kelompok resiko tinggi seperti ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, balita, dan orang lanjut usia.
. Peperangan
Merupakan satu bentuk pertentangan dan
juga suatu lembaga kemasyarakatan. Peperangan merupakan bentuk pertentangan
yang setiap kali diakhiri dengan suatu akomodasi.
Dampaknya adalah disorganisasi dalam
berbagai aspek kemasyarakatan, baik bagi negara yang ke luar sebagai pemenang,
apalagi bagi negara yang takluk sebagai si kalah. Apalagi peperangan biasanya
perang total, yaitu dimana tidak hanya angkatan bersenjata yang bersangkut,
tetapi seluruh lapisan masyarakat,
berjatuhnya korban serta penderitaan fisik dan bathin.
. Kenakalan Remaja
Keinginan untuk melawan (misalnya dalam bentuk radikalisme,
delinkuensi,dsb), dan sikap apatis (misalnya penyesuaian yang membabi buta
terhadap ukuran moral generasi tua).
Dampak dari kenakalan remaja ini
adalah merugikan fisik dan mental bagi diri sendiri, membuat resah masyarakat,
keberadaan masyarakat tdak dihargai.
. Birokrasi
Merupakan organisasi yang bersifat hierarkis yang ditetapkan secara
rasional untuk mengordinasikan pekerjaan orang-orang untuk kepentingan
pelaksanaan tugas-tugas administratif.
Dalam karangan Max Weber,
yang berjudul ‘Some Consequences of Bureaueratization’ dalam
buku Sociological Theoty,
mengemukakan kekhawatirannya akan akibat perkembangan birokarsi yang sangat
pesat, karena didalam birokarsi, setiap petugas mendapat tempat tertentu yang
tetap, ibarat sebuah roda bergigi dalam sebuah mesin. Apabila manusia tadi
sadar akan kedudukannya, dia akan berusaha untuk menjadi roda untuk seluruh
mesin. Gejala tersebut disebabkan manusia terlalu mendambakan suatu tata tertib
sehingga apabila tata tertib tidak ada, dia akan kehilangan pegangannya.
. Disorganisasi Keluarga
Yaitu suatu perpecahan dalam keluarga sebagai unit, oleh karena
anggota-anggotanya keluarga tersebut gagal memenuhi kewajiban-kewajiban yang
sesuai dengan peranan sosialnya.
Dampak dari disorganisasi keluarga
adalah perceraian dan kenakalan remaja akibat tidak adanya perhatian dan kasih
sayang dari orang tuan.
Masyarakat Dan Negara
Parillo menyatakan, kenyataan paling mendasar dalam kehidupan sosial adalah
bahwa masyarakat terbentuk dalam suatu bangunan struktur. Melalui bangunan
struktural tertentu maka dimungkinkan beberapa individu mempunyai kekuasaan,
kesempatan dan peluang yang lebih baik dari individu yang lain (hlm. 191). Dari
hal tersebut dapat dimengerti apabila kalangan tertentu dapat memperoleh
manfaat yang lebih besar dari kondisi sosial yang ada sekaligus memungkinkan
terpenuhinya segala bentuk kebutuhan, sementara dipihak lain masih banyak yang
kekurangan.
Masalah sosial sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan kesejahteraan
sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya tindakan untuk melakukan
perubahan dan perbaikan. Dalam konteks tersebut, upaya pemecahan sosial dapat
dibedakan antara upaya pemecahan berbasis negara dan berbasis masyarakat.
Negara merupakan pihak yang sepatutnya responsif terhadap keberadaan masalah
sosial. Perwujudan kesejahteraan setiap warganya merupakan tanggung jawab
sekaligus peran vital bagi keberlangsungan negara. Di lain pihak masyarakat
sendiri juga perlu responsif terhadap masalah sosial jika menghendaki kondisi
kehidupan berkembang ke arah yang semakin baik.
Salah satu bentuk rumusan tindakan negara untuk memecahkan masalah sosial
adalah melalui kebijakan sosial. Suatu kebijakan akan dapat dirumuskan dengan
baik apabila didasarkan pada data dan informasi yang akurat. Apabila studi
masalah sosial dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat maka bararti
telah memberikan kontribusi bagi perumusan kebijakan sosial yang baik, sehingga
bila diimplementasikan akan mampu menghasilkan pemecahan masalah yang efektif.
Upaya pemecahan sosial sebagai muara penanganan sosial juga dapat berupa suatu
tindakan bersama oleh masyarakat untuk mewujudkan suatu perubahan yang sesuai
yang diharapkan. Dalam teorinya Kotler mengatakan, bahwa manusia dapat
memperbaiki kondisi kehidupan sosialnya dengan jalan mengorganisir tindakan
kolektif. Tindakan kolektif dapat dilakukan oleh masyarakat untuk melakukan
perubahan menuju kondisi yang lebih sejahtera.
Cara
Penyelesaian Masalah Sosial
Pengangguran dapat menyebabkan kemiskinan, dan selanjutnya menimbulkan
kejahatan dan permusuhan atau pertikaian dalam masyarakat. Hal ini merupakan
masalah sosial yang harus kita atasi. Pemerintah selalu berusaha mengatasi
berbagai persoalan sosial dengan peran serta tokoh masyarakat, pengusaha,
pemuka agama, tetua adat, dan Iain-Iain. Berbagai cara yang dapat dilakukan
oleh berbagai pihak dalam membantu mengatasi masalah sosial antara lain :
A. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
B. Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam
menghadapi persoalan sosial.
C. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut
memberikan beasiswa.
D. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) membantu
dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan berupa materi.
E. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan bantuan
kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
F. Para dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada masyarakat
sekitarnya berupa materi.
G. Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan para
remaja putus sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi
pengangguran.
H. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan
berbagai penyuluhan.
Selain cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga
menggalakkan berbagai program untuk mengatasi masalah sosial antara lain :
1. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
BOS diberikan kepada siswa-siswa
sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk
meringankan biaya pendidikan.
2. Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
BLT diberikan kepada masyarakat
miskin yang tidak berpenghasilan sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM).
3. Pemberian Kartu Askes.
Bagi keluarga miskin pemerintah
memberikan kartu Askes untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit yang
ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
4. Pemberian
Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin).
Pemberian bantuan pangan dari pemerintah
berupa beras dengan harga yang sangat murah.
5. Pemberian Sembako.
Kesimpulan
Dari rangkuman diatas, kita pahami
bahwa Masalah sosial adalah suatu gejala abnormal yang sering terjadi
dilingkungan masyarakat. Dan memiliki dampak bagi kehidupan masyarakat. Tetapi
hal ini bisa diantisipasi dan diatasi apabila kita lebih memahami dan mengenal
akan hal-hal dan masyarakat disekitar kita.