Cari Blog Ini

Minggu, 03 November 2013



Masalah-Masalah Sosial



 

Masalah Sosial, Pengertian dan contoh di masyarakat. Indonesia adalah negara yang mempunyai penduduk sangat padat terutama di kota-kota besar. Dengan jumplah penduduk yang sangat padat, membuat Indonesia banyak mengalami masalah sosial. Masalah sosial itu sendiri adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan bersama. Misalnya saja Kemiskinan, Pendidikan dan kejahatan. Tak hanya itu, Masalah lain yang paling banyak di indonesia juga ada seperti Banyaknya pengangguran dan kurangnya keadilan untuk masyarakat terutama masyarakat kecil. bukan menjadi rahasia lagi, Indonesia memiliki catatan hukum yang jelek. Kadang yang salah terlihat benar dan yang benar bisa terlihat salah. Kesenjangan kadang juga timbul antara si kaya dan si miskin. Dan berikut ini sedikit Contoh Masalah sosial yang ada di masyarakat Indonesia.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan di indonesia terjadi bukan hanya di daerah pelosok saja, tetapi juga terjadi di daerah perkotaan yang konon menjanjikan banyak kemewahan. Hal ini terjadi karena banyak faktor, dan diantaranya adalah masalah pendidikan yang belum bisa semua masyarakat indonesia rasakan. Akan tetapi menurut survai, Kemiskinan di indonesia semakin berkurang .
Indonesia termasuk negara yang tingkat pendidikannya cukup rendah di dunia. Banyak sekali anak-anak yang harusnya sekolah, mereka sibuk membantu orang tuanya untuk bekerja mencari nafkah. Pastinya mereka (anak-anak indonesia) ingin merasakan sekolah seperti anak-anak yang lain. akan tetapi keadaan perekonomian orang tua yang kurang mampu membuat mereka mengubur keinginan tersebut. Meskipun pemerintah telah mengucurkan dana BOS, tetapi pada kenyataannya masih banyak anak-anak dijalanan ketika jam sekolah.
Indonesia memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi, apalagi di daerah kota besar. Jenis kejahatan yang dilakukan juga beragam, dari segi motif dan caranya. Tapi paling banyak yang terjadi adalah kejahatan yang timbul karena faktor ekonomi. Ini terjadi bukan hanya pada orang yang kurang terpelajar, akan tetapi orang yang terpelajarpun juga kadang masuk dalam daftar orang yang melakukan tindakan kriminal. misalnya saja pemalakan, tawuran dsb. Ini bisa dilihat di acara televisi yang setiap hari pasti ada tayangan kriminal yang terjadi entah itu di ibu kota atau di daerah.
Pengangguran adalah masalah serius yang dihadapi indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Jumplah penduduk yang semakin banyak tak diimbangi dengan jumplah lapangan kerja yang banyak pula, sehingga terjadi banyak pengangguran. Pengangguran juga bertambah seiring kebiasaan masyarakat yang datang dari daerah memadati ibu kota. Kadang mereka datang dengan modal nekat tanpa ketrampilan khusus sehingga di kota mereka tak punya kerjaan. Sebenarnya lapangan pekerjaan bisa kita ciptakan sendiri tanpa harus pergi ke ibukota.
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran" [1]. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil" [2]. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakan keadilan

Antisipasi Global Warming.

Global Warming” dan “Go Green”, dua kata yang sering kita dengar, kita lihat dan kita baca di hampir semua media massa, televisi, papan iklan sampai sarana transportasi. Kondisi ini mengisyaratkan kepada kita bahwa sudah saatnya kita peduli dengan kondisi lingkungan. Telah tiba saatnya kita memperlihatkan kiprah kita secara real untuk mendukung “Go Green” guna mencegah terjadinya “Global Warming” yang lebih parah. Tidak perlu berpikir terlalu berbelit atau muluk-muluk, namun mari kita coba berkiprah dari diri kita sendiri, dari hal yang terkecil yang bisa dilakukan dan saat ini juga di lingkungan kita, termasuk farm kita tercinta.

Efek Global Warming.

Sesuai dengan arti kata global warming, yaitu pemanasan global maka efek yang jelas bisa dirasakan ialah naiknya suhu lingkungan. Dengan kenaikan suhu lingkungan ini akan membawa berbagai dampak yang spesifik, termasuk ke dunia peternakan, antara lain meningkatnya stres panas (heat stress) pada ayam.
Kondisi inipun diperparah dengan adanya fluktuatif suhu yang relatif tinggi antara siang (tengah hari) dan malam (dini hari). Akibatnya stamina tubuh ayam menurun sehingga produktivitas berkurang dan menjadi lebih mudah terinfeksi penyakit (immunosuppressive).
Heat stress seringkali ditemukan pada ayam dewasa. Hal ini dikarenakan tubuh ayampun menghasilkan panas (dari panas metabolisme). Ditambah lagi suhu lingkungan yang semakin panas. Biasanya efek heat stress akan mulai terlihat saat suhu mencapai 290C.
Saat heat stress ayam akan memberikan respon berupa memperluas area permukaan tubuh (melebarkan atau menggantungkan sayap), melakukan peripheral vasodilatation (meningkatkan alirah darah perifer atau tepi, terutama dibagian jengger, pial dan kaki) dan aktivitas panting (bernapas melalui mulut).
Heat stress ini juga bisa dipicu karena tingkat kelembaban udara. Kelembaban udara mencerminkan banyaknya air yang terkandung (terikat) dalam udara. Semakin banyak air yang terikat dalam udara maka udara semakin lembab, begitu juga sebaliknya. Tingkat kelembaban akan mempengaruhi suhu yang dirasakan ayam. Hal ini dikarenakan pengeluaran atau pembuangan panas tubuh ayam dilakukan melalui proses evaporasi (pengganti kelenjar keringat yang tidak dimiliki ayam).
Saat kelembaban tinggi, suhu yang dirasakan oleh ayam menjadi lebih tinggi dibandingkan suhu yang tertera pada termometer. Saat kelembaban 80% dan suhu 270C, suhu efektif yang dirasakan ayam mencapai 300C. Begitu juga sebaliknya, saat kelembaban udara 50% dan suhu 33,20C ayam akan merasakan suhu sebesar 300C. Berdasarkan hal tersebut penting sekiranya kita memperhatikan suhu dan kelembaban yang nyaman untuk ayam, yaitu 25-270C dan kelembaban 60-70%.
Dan kerugian yang lebih jelas lagi terlihat pada penurunan produktivitas ayam. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil penelitian Mashaly et al. (2004) mengenai pengaruh heat stress pada ayam petelur umur 31 minggu yang menunjukkan bahwa kondisi kandang dengan suhu 350C dan kelembaban (RH) 50% selama 5 minggu akan mengakibatkan penurunan konsumsi pakan (47,35%), produksi telur (35,69%), berat telur (16,84%), bobot badan (30,83%) dan tebal kerabang telur (18,68%) dibandingkan ayam yang dipelihara pada kondisi nyaman (suhu 23,90C dan RH 50%). Pada ayam pedaging, saat suhu kandang mencapai 40,60C selama 3 jam dapat menyebabkan kematian (Ross Broiler Management Manual, 1999).
Selain efek heat stress ini, terjadinya global warming juga menimbulkan dampak yang lebih luas. Contohnya akibat perubahan cuaca yang tidak menentu menyebabkan pola panen hasil pertanian maupun kualitas hasil panen menjadi menurun, baik kuantitas (jumlah) maupun kualitas (mutu). Tentu kita masih ingat beberapa waktu yang lalu, sekitar triwulan I 2011 harga jagung di Jawa Tengah bisa mencapai Rp. 4.200,- per kg. Inipun masih ditambah dengan masalah ketersediaan jagung yang sulit dan kalau adapun kadar airnya tinggi (mencapai 19-21%). Alhasil dengan kualitas jagung seperti itu produksi telur maupun pertumbuhan ayam menjadi tidak optimal.
Kondisi tersebut semakin diperparah dengan semakin merebaknya penyakit mengingat kondisi kelembaban yang tinggi. Menjadi catatan kami selama 2010 sampai tulisan ini dibuat, dihampir sebagian wilayah di Indonesia masih mengalami musim hujan. Akibatnya tingkat kelembaban tinggi dan mendukung bagi perkembangan bibit penyakit. Belum lagi aliran air di selokan dari peternakan menjadi sarana penularan penyakit antar farm.

Langkah Antisipasi.

Langkah awal kita dalam mengantisipasi efek global warming ini ialah membuat database suhu dan kelembaban. Ya, database. Seperti halnya database titer antibodi (baseline,red), kita pun perlu mengetahui fluktuatif suhu dan kelembaban yang terjadi di kandang kita, baik pagi, siang, sore, malam maupun dini hari. Hal ini terkait dengan perubahan pola cuaca yang terjadi. Kita mesti tahu seberapa jauh kenaikan suhu dan kelembaban yang terjadi di dalam kandang.
Selain itu, saat mengambil data suhu dan kelembaban tersebut perlu sekiranya kita memperhatikan aktivitas ayam kita. Dari sana kita bisa melihat mulai pada suhu dan kelembaban berapa ayam kita mulai megap-megap (panting). Perlu kita ketahui, ketahanan tubuh ayam berbeda-beda, begitu juga dengan respon terhadap suhu dan kelembaban. Saat kita sudah mengetahui interval suhu dan kelembaban dimana ayam mulai panting, di waktu itulah kita harus mulai melakukan treatment untuk menurunkan suhu. Dan ini bisa menjadi patokan kita. Gunakan Thermohygrometer untuk mendeteksi suhu dan kelembaban udara secara akurat dan cepat
Setelah kita memiliki database suhu dan kelembaban maka langkah selanjutnya ialah melakukan modifikasi manajemen untuk mendapatkan suhu dan kelembaban yang ideal. Beberapa modifikasi yang dapat dilakukan ialah :
  • Mengatur kepadatan
Menambah luasan kandang (melebarkan sekat kandang) sehingga kepadatan berkurang bisa menjadi langkah awal untuk mengantisipasi global warming, terlebih lagi ayam dewasa juga perlu membuang panas tubuhnya. Dengan pelebaran kandang tersebut secara otomatis akan menambah jumlah tempat minum sehingga kesempatan ayam minum juga semakin bertambah. Saat suhu mencapai 320C konsumsi air minum dapat meningkat 50%.
  • Berikan vitamin, elektrolit
Pemberian vitamin, terutama vitamin C dan E akan membantu menekan stres. Penambahan elektrolit juga diperlukan guna menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga stamina tubuh tetap optimal. Vita Stress dan Vita Strong dapat digunakan pada kasus ini.
  • Perhatikan kualitas dan kuantitas ransum
Global warming juga berpengaruh terhadap kualitas ransum dan air minum. Pastikan ransum yang kita berikan berkualitas. Jika perlu tambahkan Top Mix untuk melengkapi nutrisi mikro essensial (nutrisi yang sangat penting) sehingga produktivitas ayam lebih optimal. Untuk air minum lakukan sanitasi dengan Antisep, Neo Antisep, Desinsep untuk meminimalkan kontaminasi bibit penyakit
  • Optimalkan sirkulasi udara
Sistem sirkulasi udara yang baik, sangat efektif untuk menurunkan suhu dalam kandang. Buka tirai kandang saat suhu meningkat. Jika aliran angin bertiup kencang, hendaknya tirai tidak ditutup seluruhnya, namun disisakan sekitar 20-60 cm sehingga angin tidak langsung mengenai tubuh ayam (bisa memicu penyakit pernapasan). Jika perlu tambahkan kipas (fan) untuk membantu sirkulasi udara optimal. Fan bisa dipasang pada bagian tengah, ujung maupun samping kandang. Adanya aliran udara ini juga akan berpengaruh terhadap kelembaban udara. Kecepatan aliran angin hendaknya tidak lebih dari 2,5 m/detik untuk ayam dewasa. Aliran udaranya juga jangan langsung mengenai tubuh ayam. Ketinggian fan setidaknya 40-50 cm dari lantai kandang. Penambahan nipple dan fan bisa membantu mengatasi efek heat stress
  • Modifikasi kontruksi kandang
Untuk kandang dengan ketinggian lantai yang terlalu rendah dan jarak kandang yang terlalu dekat hendaknya dipertimbangkan untuk dilakukan rekontruksi ulang, terlebih lagi kondisi kandang sudah mulai rusak. Ketinggian kandang yang baik setidaknya 1,5 - 2 m dengan lebar kandang minimal 1 x lebar kandang. Diantara kandang sebaiknya tidak terdapat tanaman yang bisa mengganggu sistem sirkulasi udara. Jenis atap dari genting juga bisa membantu menurunkan suhu.
  • Closed house
Pembuatan kandang dengan sistem closed house merupakan solusi pamungkas dalam mengatasi kendala suhu dan kelembaban. Hanya saja solusi ini memerlukan biaya yang besar. Untuk kandang ayam petelur produksi dengan kapasitas 20.000 ekor setidaknya memerlukan investasi kandang dan peralatan sebesar Rp. 2 Milyar. Selain itu, diperlukan keahlian khusus dalam pengoperesiannya.

Global warming memberikan pengaruh yang signifikan bagi usaha kita, peternakan, mulai dari heat stress, fluktuasi suhu, sulitnya mendapatkan bahan baku pakan (terutama jagung, bekatul) dengan kualitas dan harga terbaik sampai perkembangan penyakit yang semakin kompleks. Oleh karena itu, mari mulai dari diri kita, dimulai dari lingkungan peternakan, kita gelorakan “Go Green”, kita hijaukan lingkungan peternakan. Semangat!


Jumat, 01 November 2013



Upaya Pelestarian Lingkungan
                                                                 

      
      Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan.
       Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, serta Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
       Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan bijaksana tanpa harus merusaknya. Apabila ada penduduk baik secara individu maupun kelompok melanggar aturan tersebut maka sudah sepantasnya dikenai sanksi yang setimpal tanpa memandang status. Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan.

       Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.
1.    Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
2.    Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.
3.    Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
4.    Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
5.    Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.
6.    Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.
7.    Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.   

Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1.    Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai. 
2.    Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata.
3.    Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut.
4.    Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air.
5.    Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
6.    Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.
7.    Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan.
8.    Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu.

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

   Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:

Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

    Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

Pelestarian udara

     Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:

1. Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita. Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin. Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

Pelestarian hutan

    Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:

1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4. Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.

Pelestarian laut dan pantai

    Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.

Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:

1. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

Pelestarian flora dan fauna

    Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.

    Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
 
1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2. Melarang kegiatan perburuan liar.
3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.