Cari Blog Ini

Kamis, 03 Juli 2014

Tugas Ilmu Budaya Dasar



 Tari Yapong

Kata Pengantar
 Setiap  jenis  kesenian  tidak dapat dilepaskan dari masyarakat pendukungnya. Demikian juga dengan seni tari tradisional Betawi yang merupakan wahana eskpresi seni dari masyarakat sesuai dengan tempat ia berasal, yaitu masyarakat Betawi. Sebagai suatu bentuk ekspresi seni, tarian tradisional Betawi memiliki arti penting karena merupakan sarana bagi masyarakat pendukungnya untuk mengekspresikan diri di hadapan masyarakat. Seni tari tradisional Betawi, sebagaimana seni tari dari suku-suku lainnya di Indonesia, merupakan bagian dari suatu sistem representasi sekaligus suatu bentuk aksi. Keanekaragaman yang terdapat di dalam seni tari tradisional Betawi menunjukkan bahwa masyarakat pendukungnya adalah masyarakat yang kaya dengan aspirasi seni sesuai dengan asal-usul mereka yang pada mulanya ialah orang-orang yang datang dari berbagai penjuru nusantara dan Asia.
Masyarakat Betawi yang berasal dari berbagai etnis menyebabkan ekspresi seni yang dihasilkannya, termasuk di dalamnya seni tari, menjadi sangat kaya. Hubungan interkultural yang terjadi di Batavia merupakan akar dari seni tari tradisional Betawi yang dapat kita jumpai saat ini. Kekayaan ekspresi dari seni tari tradisional Betawi adalah hasil dari saling interaksi berbagai kebudayaan yang terdiri atas budaya Nusantara dan unsur-unsur dari luar yang saling berinteraksi dan menghasilkan sesuatu yang baru. Seni tari yang dihasilkan dari interaksi antarbudaya dalam masyarakat Betawi mendorong munculnya suatu rasa identitas komunal yang memperkuat karakteristik masyarakat Betawi sebagai suatu masyarakat yang memiliki budaya tersendiri.
Pada awalnya, tari Yapong dipertunjukkan dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI mempersiapkan sebuah acara pagelaran tari massal dengan mengangkat cerita perjuangan Pangeran Jayakarta. Pagelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan kepada Bagong Kussudiarjo untuk menyelenggarakan acara tersebut. Untuk mempersiapkan pagelaran itu, Bagong mengadakan penelitian selama beberapa bulan mengenai kehidupan masyarakat Betawi. Bagong melakukan penelitian tersebut melalui perpustakaan, film, slide maupun observasi langsung kepada masyarakat Betawi. Akhirnya, pagelaran ini berhasil dipentaskan pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977 bertempat di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Pementasan tersebut didukung oleh 300 orang artis dan musikus yang ikut andil di dalamnya.

Filosofi Tari Yapong
Satu jenis tarian tradisional yang diciptakan untuk pertunjukan yapong  bukan tari pergaulan seperti Jaipongan, yang berasal dari Jawa Barat, namun kemudian dalam perkembangannya kadang kala berfungsi sebagai tari pergaulan untuk mengisi acara menari sesuai permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi.
Istilah yapong  ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya, ya, ya, yang dinyanyikan artis pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga lahirlah "ya-pong" dan berkembang menjadi yapong. Gerak tari yapong sangat dinamis dan bertumpu pada kekuatan tangan dan kaki, perpindahan penari dari satu titik ke titik yang lain kerap terjadi. Pada bagian-bagian tertentu terdapat gerakan pinggul yang eksotis. Tari yapong sama seperti tari muda-mudi pada umumnya, yaitu tari kontemporer yang menggambarkan suasana pergaulan. Sebagai tari kontemporer, gerak pada tari yapong bisa divariasikan dengan berbagai gerak sesuai permintaan koreografer, tapi tanpa meninggalkan esensi tari itu sendiri.

Hubungan Dengan Sifat Suku
                Berfungsi sebagai tari pergaulan untuk mengisi acara menari sesuai permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi, suatu tari gembira dengan gerakan yang dinamis.

Pakaian Atribut Yang Digunakan
Adapun corak dalam busana yang dikenakan para penarinya merupakan pengembangan dari pakaian tari Kembang Topeng Betawi. Hal tersebut tampak jelas dari bentuk serta ragam hias tutup kepala serta selempang yang dikenakan di dada, yang disebut dengan toka-toka. Tari Yapong diwarnai oleh tari rakyat Betawi, kemudian diolah dengan dimasukkannya unsur-unsur tari pop.

Analisis Hubungan dan Sifat Pakaian Atribut
                Karena budaya Betawi banyak dipengaruhi unsur-unsur budaya Tionghoa, maka dalam tarian Yapong juga terdapat unsur kesenian Tionghoa, misalnya pada kain yang dikenakan oleh para penari terdapat motif naga dengan warna merah menyala yang identik dengan budaya Tionghoa. Pengembangan pakaian tarian ini juga berasal dari tari Kembang Topeng Betawi yang terlihat jelas dari hias tutup kepala serta selempang dadanya, yang disebut toka-toka seperti masyarakat betawi yang mayoritas memeluk agama muslim

Referensi




                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar